TRANSAKSI DERIVATIVE

Introduction

Saya akan mencoba menggambarkan transaksi derivative dari perspektive laporan keuangan   yang akan selalu terkait dengan standard. Di Indonesia PSAK yang terkait dengan perhitungan dan penyajian derivative adalah PSAK 50/55/60. saya akan membahas berdasarkan IFRS 9 financial instrument karena PSAK akan melakukan convergent dengan IAS/IFRS maka isi dari PSAK akan mendekati dengan IFRS.

Berdasarkan IFRS 9, transaksi derivative diperhitungkan pada laporan keuangan berdasarkan nilai wajar. Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi kecuali untuk accounting hedge yang effective (Cash flow hedge and net investment hedge) maka perubahan nilai wajar dari lindung nilai tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain.

Untuk accounting hedge akan saya bahas pada tulisan berikutnya (Jika sempat). hehehe

DEFINISI

IFRS 9 mendefinisikan derivatif sebagai instrumen keuangan atau kontrak lain dalam lingkup Standar dengan ketiga karakteristik sebagai berikut:

· Perubahan nilai dalam “merespon” perubahan: (contoh/ tingkat bunga tertentu, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar, indeks harga atau tarif, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya), tersedia dalam kasus non-variabel keuangan yang variabel tidak spesifik kepada pihak dalam kontrak (kadang-kadang disebut ‘underlying’);

· Tidak memerlukan investasi awal bersih; atau investasi awal bersih lebih kecil dari yang diperlukan untuk kontrak derivative yang respon terhadap perubahan faktor pasar; dan

· transaksi diselesaikan di masa mendatang.

secara singkat derivative mempunyai karakter, mempunyai underlying, nilai transaksi derivative lebih kecil dibandingkan effect dari perubahan underlying, dan diselesaikan (settlement dimasa mendatang).

kenapa definisi derivative penting? beberapa faktor  tersebut adalah sebagai berikut:

1. IFRS 9:4.2.1 financial liabilities harus di klasifikasikan sebagai FVTPL (Fair value through profit or loss)

2. untuk kasus embedded derivative, IFRS 9 meminta accounting untuk memisahkan sifat derivative dengan yang non-derivative.

3. pada kasus hedge accounting hanya transaksi derivative yang effective akan dicatat pada other comprehensive income bila tidak effective akan dicatat pada statement of comprehensive income. (penentuan effectiveness akan dijelaskan pada article selanjutnya)

Jadi setiap interpretasi dari definisi akan mempengaruhi cara perhitungan dan klasifikasi dari derivative tersebut.

pada article hedging ini saya akan membahas:

1. Underlying  – definisi dan contoh

2. Notional amount and payment provision

3. Interaksi antara notional amount dengan underlying

4. Intial net investment – contoh

5. Future Settlement

6. Penyajian dan pengungkapan Derivative

Berhubung sudah ngantug lanjut besok ya……….

Regard,

– Irwan –

Tentang irinaldi

be a team player, the whole is greater than the sum of our parts - whether we lead or follow, we work together for the greater good. never walk alone. please contact me to my email for any corresponding of my content in this blog. thank you
Pos ini dipublikasikan di IAS/IFRS dan tag , , , , , , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke TRANSAKSI DERIVATIVE

  1. dustanonim berkata:

    Mohon Min kalo sudah tidak mengantuk membahas lebih dalam mengenai future settlement dan penyajian derivative (hedging), kemudian kira2 kapan sebuah entity dan wajibkah entity memperhatikan hedging ini?

Tinggalkan komentar